Thursday, November 23, 2006

Memoir

Saya baru saja menyelesaikan membaca sebuah buku oleh James Frey, A Million Little Pieces (AMLP). Buku ini adalah sebuah memoar tentang seorang mantan pecandu narkoba, alkoholik dan kriminal. Saya memutuskan membeli dan membaca buku ini karena pada satu ketika saya menonton Oprah Show di Metro TV (aslinya tayang Spetember 2005, tapi di stasiun TV kita baru tayang sekitar Mei 2006), di mana Oprah memutuskan menjadikan buku ini a month choice of oprah’s book club, which is claimed to be the most powerful book club in the world oleh sebagian besar media people di amerika. Wow.. pikir saya. Setahu saya Oprah sangat berhati-hati memilih buku dalam book club nya. Selain Anna Karenina-nya Leo Tolstoy, saya pernah mengingat bahwa John Steinbeck terdaftar sebagai salah satu pengarang yang bukunya terpilih oleh goddes Winfrey. And this James Fray worth to put as same level as Tolstoy? He must be good. Thanks to Oprah, buku Frey terjual sampai 3,5 juta kopi dan menjadi New York Times nonfiction paperback bestseller.

Saya mengetahui ada kontroversi yang sangat besar soal buku ini, tetapi saya telah habis membacanya sebelum mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di amerika sana. Menurut saya buku itu betul-betul bagus, mencekam dan benar-benar membuat kita tak bisa berhenti membacanya. I mean, saya dalam perjalanan pelesir di Singapore kala membelinya, dan seringkali saya lebih suka duduk saja di coffee shop kompleks SMU atau di taman belakang Esplanade untuk membaca buku ini.

Sesampai di rumah, segera saya men-dial telkomnet instant dan meng-google Mr. Frey. Reaksi pertama saya adalah tertawa geli, betapa banyaknya informasi tentang betapa buku ini telah menjadi kontroversi terutama di awal tahun ini. Permasalahannya sebenarnya simple, James Frey merekam pengalamannya selama berada dalam klinik rehabilitasi dalam rangka menanggulangi ketergantungannya terhadap alkohol dan narkotik. Ia merekamnya dalam sebuah memoar (memoir), yang ternyata diketahui kemudian bahwa ada beberapa fakta yang di-“fabricated” olehnya. Setelah saya baca di beberapa situs, fakta yang di”twist” tersebut hanya berjumlah sekitar 5% dari total halaman. Tidak banyak, tapi mungkin karena buku ini sangat bagus, semua orang berharap agar ceritanya benar-benar nyata terjadi, setiap kata, setiap kejadian. People does read this book religiously.

Yang membuat buku ini menjadi bestseller di US sana adalah terlibatnya Oprah Winfrey yang memutuskan buku ini menjadi oprah’s book club nya. Bahkan di edisi keduanya, AMLP ditempeli stiker Oprah’s Book Club di sampulnya, yang tentu saja meningkatkan secara tajam penjualan buku ini di seantero negeri. Setelah mengundang Frey ke talkshownya yang berlevel internasional itu, buku itu tentunya semakin laris saja.

Adalah The Smoking Guns, sebuah media online yang dengan iseng yang serius mengadakan penyidikan terhadap fakta AMLP, mempublishnya di internet dan menyerang Frey habis-habisan. Oprah Winfrey tak tinggal diam. Segera ia memanggil kembali Frey untuk mengkonfrontasi semua kebohongan Frey. Saya tidak menonton acaranya tentu saja, karena tak diputar atau belum atau sudah tapi saya tidak nonton. Dihadirkanlah publisher Frey yang kebetulan adalah seorang wanita ber reputasi internasional untuk memberikan penjelasan terhadap hal ini. Tentu saja dari penyidikan saya di internet (internet is god), saya tahu bagaimana situasi di studio Harpo kala acara ini disiarkan. Oprah mendakwa Frey, dan Frey dengan pasrah saja mengakui bahwa beberapa fakta yang dia ungkapkan dalam bukunya memang “fabricated”. Bahkan salah satu teman saya berkata bahwa dalam majalah Newsweek pun masalah ini diangkat dan salah satu kalimat dalam ulasannya yang ingin saya quote adalah: “Thou shall not make Oprah angry!”
Hahahaha.. saya geli mendengarnya.



Saya melihat betapa masalah ini membawa arus pendapat yang pro kontra. Beberapa penulis begitu marah karena “kebohongan” Frey yang berani-beraninya meletakkan buku ini sebagai non fiksi, sementara buku ini jelas tidak sepenuhnya nyata. Para pecandu dan mantan pecandu atau keluarga pecandu ada yang pro dan kontra. Kebanyakan mereka pro, karena menurut mereka apa yang digambarkan Frey sebagai kecanduan memang begitulah adanya. Ada juga yang marah karena dalam bukunya Frey menolak mengatasi kecanduannya dengan metode yang dianggap paling berhasil. Menurut Frey kecanduan adalah kecanduan, dia tidak ingin menggantikan kecanduannya terhadap narkotik dengan kecanduan untuk pergi ke berbagai pertemuan rutin seumur hidup. Untuk melepaskan kecanduan kita harus melakukannya sendiri, atas kekuatan sendiri, memutuskan untuk tidak menyentuh narkotik sedikitpun. Dan saya sangat sependapat dengan apa yang diungkapkannya itu.

Memoir, adalah sebuah catatan perjalanan hidup seseorang tentang apa yang dialaminya menurut sudut pandangnya sendiri. Buku Frey adalah sebuah memoir. Saya beranggapan bahwa hal-hal yang didramatisir Frey dalam bukunya hanyalah semata-mata hasil observasinya dan pengalaman hidupnya yang dituliskannya dari sudut padangnya sendiri yang sudah pasti sangat subjektif. Saya sadar, terkadang ketika sesuatu terjadi menimpa kita, sebuah kesulitan atau kengerian, sangat mungkin kita melihatnya dari titik yang ekstrim. Seringkali perasaan kita menjadi sangat sentimentil, sangat dramatis dan tak jarang kita memang merasakan hal yang menimpa kita tersebut sungguhlah sangat beratnya, walaupun bisa jadi dari sudut pandang orang lain hal tersebut tidak seekstrim itu.

Menurut saya itulah yang terjadi dalam buku Frey. Ditambah peran Oprah Winfrey yang membuat buku ini menjadi sangat-sangat terkenal, melambungkan nama penulisnya, menjadikan Frey the new it boy, the bad boy we all love, dan saya harus akui bukunya sangat bagus. Begitu memukaunya buku ini, hingga saya berpikir bahwa semua orang sangat berharap buku ini real. Semua orang berharap semua kejahatan yang dilakukannya nyata, bahwa Frey memang se-kriminal itu, bahwa hidupnya sedramatis itu, seperti semua orang berharap pada miracle, pada angel dan pada fairy tales. Buku ini sangat menginspirasi seperti fairy tales, memberikan harapan pada para pecandu, memberikan motivasi untuk sembuh bagi para pecandu. Pendeknya saya melihat betapa buku ini sebenarnya memberikan efek yang positif pada banyak orang.

Terus mengapa begitu banyak penghakiman yang diterima buku ini? Begitu banyak good and bad judgement, dan tentu saja di dunia kita di mana “karena nila setitik rusak susu sebelanga” berlaku, maka bad judgement lah yang paling didengarkan dan paling mengemuka. Lagi-lagi saya tidak bisa tidak, berpikir bahwa orang-orang begitu marah karena kecewa, mengapa kisah ini tidak (sepenuhnya) nyata. Frey mengecewakan mereka, menjatuhkan harapan banyak orang dengan memoarnya yang tidak nyata. Lalu saya kembali mengingat, kalau sebuah memoir adalah sebuah catatan yang dibuat sesuai sudut pandang subjektif dari penulisnya, apa salahnya dengan buku Frey? Mungkin ketika ia menjalaninya ia memang merasakan kengerian sedalam itu. Ketika ia berada di pusat rehabilitasi itu, tubuhnya memang merasakan kesakitan luar biasa seperti itu. Atau ketika ia berbuat kriminal, ia merasakan rasa bersalah se-ekstrim itu. Dan bebrapa fakta yang direkayasa bukanlah hal benar-benar mempengaruhi esensi buku itu secara keseluruhan. Bahkan menurut saya dengan 5% fakta yang di-twist tersebut, buku ini benar-benar mencapai maksudnya. What is the big deal about it?

Kalau saja kita mau jujur, ada sebuah buku yang semuanya berisikan memoir, mempengaruhi mayoritas kehidupan manusia di bumi ini dan tak seorangpun dapat memastikan kebenarannya. Buku itu berjudul Alkitab. Yes, Holly Bible. Yang berisikan memoir Matius, Markus, Lukas, Yohanes dan banyak lagi nabi-nabi. Terlepas dari pro dan kontra -yang sekarang ini semakin banyak saja yang kontra- buku ini dijustifikasi sebagai benar. Diyakini sebagai nyata. Diimani apa yang tertulis akan terjadi, dan sudah bertahan ribuan tahun, dengan revisi sana-sini, dikeluarkan dalam berbagai versi dan tetap di-judge to be the truth. Wow.. heehhehe…

Yah, anyway bukan maksud saya meletakkan buku Frey pada tingkat religi seperti halnya Holly Bible. Saya hanya menyoroti betapa orang-orang butuh tempat berpijak, butuh tempat berharap dan berpegang. Para pecandu dan keluarga pecandu merasakan bahwa mereka benar-benar dimengerti, dipahami penderitaan dan kesulitannya dan melihat secercah harapan untuk dapat lepas dari kecanduannya, terlepas dengan cara seperti yang dilakukan Frey atau bukan. Dan ketika hal tersebut tidak sesuai dengan harapan, banyak orang yang menjadi marah, mencaci maki tanpa melihat apa yang sebenarnya ingin disampaikan Frey dan bukunya. Saya berpikir, mungkin kalau ditemukan lagi sebuah manuskrip tua yang mengungkapkan bahwa apa yang tertulis di dalam Alkitab hanya rekayasa semata, maka kemarahan umat manusia benar-benar akan membuat dunia ini kiamat dan segera melupakan bahwa Alkitab adalah salah satu buku utama yang telah membuat kehidupan di dunia ini teratur dan terarah.

Mungkin sastra dunia harus memperjelas kembali terminologi “memoir”, agar tak ada lagi kebingungan tentang apa yang tergolong memoar dan apa yang tidak. Setau saya, para sastrawan dan ahli linguistik dunia sekarang inipun masih memperdebatkan hal itu.

Sebagai seorang mantan mahasiswa komunikasi, kami diajarkan bahwa “bad news is a good news”. That is what happened to Frey’s book. Begitu kontroversi ini mengemuka, penjualan bukunya menjadi meningkat sekitar 3 kali lipat dari jumlah penjualan best seller itu. Dengar-dengar juga ia tengah mempersiapkan screen-play film berdasarkan bukunya ini dan berhasil menjangkau Brad Pitt sebagai co-producer dan masih mempertimbangkan antara Ryan Gosling, Tobey Maguire, Orlando Bloom, Josh Hartnett, atau Jake Gyllenhaal sebagai pemeran utama.

Humm…


Posted by NCM only

|
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com