Friday, March 18, 2005

Slap on My Face

Pernah seorang teman baik saya mengajak saya bergabung dengan teman-temannya. Jujur saja saya malasnya bukan main. Masalahnya saya yakin bakal terjadi generation gap antara kami. Bukannya saya tidak bisa menyesuaikan diri, Cuma kadang-kadang orang berusia 25 tahun ke atas menganggap saya (yang notabene berumur 20) masih anak-anak. And I really hate that! You’ll never know until you try!
Tapi saya iyakan juga ajakannya. Dan seperti yang saya tebak, situasi memang tidak enak. Apalagi saya benar-benar bukan pemulai. Saya adalah penyesuai.

Penasaran lantas saya tanyakan pada teman saya. Apa sih pendapat teman-temannya terhadap saya. Dan tidak diduga-duga, jawabannya: dandanan elo gak matching.

Slap on my face!!! Bisa anda bayangkan bagaimana reaksi saya terhadap statement itu. Masalahnya saya sangat concern terhadap penampilan.

Well I can’t do anything beside wonder. Apa iya? Hummm… setelah menilas balik penampilan saya saat itu, jelas jawabannya tidak! Apa salahnya kemeja cowboy kotak-kotak biru, digulung ¾, jeans, moccasin, dan tas sandang? Nothing at all! Terlalu standar malah menurut ukuran saya.

Tapi apa boleh buat statement sudah dinyatakan. Haruskah saya mengubah penampilan? Saya sampai pada kesimpulan. Tidak!

Alasannya simple saja. Saya betul-betul berdandan karena kepuasan pribadi. Sama sekali bukan untuk menyenangkan orang lain. The hell with them!

Aneh menurut saya mengapa fashion justru dianggap sebagai patokan bukannya sebagai pilihan. Nah akibatnya itu tadi. Ada yang sesuai ada yang tidak. But, what if I don’t care about that goddamn fashion? Well okay, that’s a lie. Mungkin pertanyaannya bisa diubah. What if I choose my own fashion, cause I do it for myself not for anybody?

Misalnya. Sepatu platform pernah sangat-sangat tren. Dan entah kenapa Dior beberapa season lalu mengeluarkannya lagi. Damn its horrible, I think. If I was a woman, I don’t even think to wear that kind of shoes! Lantas apakah saya salah tidak memakainya walaupun semua orang di dunia ini memakainya?

I intend to be different from other. Saya orang yang paling benci pada keseragaman. Lalu karena saya tidak sama dengan orang lain maka saya dicap buruk?

Mungkin ini ada di masalah menghormati pilihan.

Lagipula saya tidak begitu memperdulikan jika yang mengatakannya seorang wanita mengenakan pashmina di malam yang sangat panas. First, it’s not even cold! Second, its so last season, darling… you look like lemper…

Terdengar seperti pembelaan diri?

|
Weblog Commenting and Trackback by HaloScan.com